Brebes, 10 November 2025 — Dalam peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Muhammadiyah menegaskan kembali perannya sebagai salah satu kekuatan moral dan intelektual bangsa. Berdasarkan data resmi Kementerian Sosial dan catatan Persyarikatan, hingga tahun 2023 tercatat 23 tokoh Muhammadiyah telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Dari KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah yang menyalakan semangat tajdid (pembaruan Islam), hingga Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang berjiwa santri dan kader Hizbul Wathan — seluruhnya menorehkan jejak perjuangan di berbagai bidang: pendidikan, sosial, kemerdekaan, dan dakwah.
Ini bukan sekadar angka, tapi bukti sejarah bahwa Muhammadiyah bukan penonton dalam perjuangan bangsa — ia pelaku utama.
Di antara 23 nama itu, terukir pula nama Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan), pelopor emansipasi perempuan melalui ‘Aisyiyah; Ki Bagus Hadikusumo yang bersuara lantang dalam sidang BPUPKI demi dasar negara berketuhanan; Mas Mansur yang menjadi bagian “Empat Serangkai”; serta Buya Hamka — ulama, sastrawan, dan penjaga moral bangsa.
Tak kalah penting, figur seperti Fatmawati, Kasman Singodimedjo, AR Baswedan, hingga Abdul Kahar Muzakkir menegaskan bahwa Muhammadiyah melahirkan kader-kader bangsa lintas generasi — dari masa revolusi fisik hingga diplomasi kemerdekaan.
Jejak para pahlawan ini mengajarkan bahwa jihad kebangsaan adalah bagian dari ibadah. Mereka berjuang dengan ilmu, iman, dan kerja sosial
Dengan deretan nama yang panjang itu, Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai gerakan Islam modernis yang tidak hanya membangun masjid dan sekolah, tetapi juga menyalakan obor perjuangan nasional.
Dari Yogyakarta ke seluruh Nusantara, semangat Muhammadiyah tetap sama: berjuang dengan keikhlasan, memajukan umat, dan mencintai Indonesia tanpa pamrih.
Medkom PDM Brebes



0 Comments