Wanasari—Kegiatan penjengukan santri yang digelar pada Ahad, 16 November 2025 di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kh. Mas Mansur Wanasari berlangsung khidmat dan penuh suasana haru. Para orang tua dan wali santri datang dari berbagai daerah untuk menjenguk putra-putri mereka yang tengah menempuh pendidikan dan pembinaan di pesantren. Dalam kesempatan tersebut, salah satu santri, Al Birani, siswa kelas 8A asal Desa Sawojajar, membagikan kisah hangat mengenai pertemuannya dengan sang ibu.
Al Birani menuturkan bahwa momen penjengukan kali ini terasa sangat istimewa. Rasa rindu yang terpendam selama berada di pondok seketika terobati ketika melihat ibunya tiba di lingkungan pesantren. Ia mengungkapkan kebahagiaannya karena bisa kembali bertemu, berbincang, dan melepas rindu secara langsung. Menurutnya, momen ini bukan hanya menguatkan hubungan batin, tetapi juga menambah semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Pada kunjungan tersebut, sang ibu membawakan lauk ayam goreng serta mi sebagai hidangan kesukaan Al Birani. Makanan itu kemudian dinikmati bersama teman-temannya, yakni Danu dari Losari dan Ahmad Nurhafid dari Pesantunan, yang juga merupakan santri kelas 8A. Mereka tampak akrab, saling berbagi makanan, dan menikmati momen kebersamaan yang jarang terjadi di tengah rutinitas padat kehidupan pesantren. Keceriaan terpancar dari wajah para santri yang merasa dihargai dan diperhatikan keberadaannya.
Di sela-sela kebersamaan itu, Al Birani menceritakan kepada ibunya mengenai perkembangan hafalannya, aktivitas hariannya, serta berbagai kegiatan mandiri yang ia jalani di pondok. Ia mengungkapkan bahwa banyak hal baru yang ia pelajari, mulai dari keteraturan ibadah hingga pembiasaan disiplin. Penjelasan itu disambut hangat oleh ibunya yang tampak bangga atas pertumbuhan dan kemajuan putranya.
Sebelum berpisah, sang ibu memberikan uang jajan sebesar Rp200.000 sebagai bentuk dukungan dan perhatian. Ia juga menyampaikan pesan agar Al Birani memperbanyak hafalan, tetap tekun belajar, serta menjaga akhlak yang baik selama berada di pondok. Ia menegaskan bahwa doa selalu dipanjatkan untuk kebaikan anaknya setiap hari.
Sang ibu mengungkapkan rasa syukurnya karena anaknya dapat menuntut ilmu di Pesantren KH Mas Mansur. Menurutnya, banyak perubahan positif yang ia rasakan sejak Al Birani mondok, terutama dari sisi kedisiplinan, ibadah, dan pengelolaan waktu. Ia juga merasa lebih tenang karena putranya dapat terpantau ibadah lima waktunya oleh para ustaz. Hal ini menjadi kelegaan tersendiri di tengah kekhawatiran banyak orang tua terhadap pengaruh pergaulan pada anak-anak masa kini.
Kegiatan penjengukan ini tidak hanya menjadi ajang temu kangen antara santri dan orang tua, tetapi juga menjadi momentum penguatan nilai-nilai pendidikan pesantren. Kebersamaan, nasihat, dan dukungan moral yang diberikan orang tua terbukti mampu membangkitkan semangat baru bagi para santri untuk melanjutkan perjuangan menuntut ilmu dan memperbaiki diri.
(Penulis : Hadad )



0 Comments