Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Sifat Sombong Jadi Sorotan, Dr. Didi Junaedi Ajak Jamaah Muhasabah di Penghujung Tahun


BREBES — Pengajian Bulanan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pebatan kembali diselenggarakan pada Ahad (28/12/2025) bertempat di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Pebatan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pengurus Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pebatan, unsur Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, warga Muhammadiyah, serta masyarakat sekitar yang antusias mengikuti kajian penutup tahun ini.


Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai penceramah *Dr. Didi Junaedi, M.A., akademisi sekaligus dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Mengangkat tema tentang **bahaya sifat sombong dalam kehidupan*, Dr. Didi menjelaskan bahwa kesombongan merupakan penyakit hati yang dapat menjerumuskan seseorang pada kerugian di dunia maupun akhirat.


Menurutnya, rasa sombong dapat muncul dari berbagai faktor. “Kesombongan biasanya lahir dari tiga hal, yaitu jabatan, harta, dan ilmu,” ujarnya di hadapan jamaah. Ia kemudian mencontohkan tiga tokoh dalam sejarah yang dijadikan pelajaran dalam Al-Qur’an.


“Pertama adalah Firaun yang sombong karena kekuasaannya. Ia merasa dirinya paling tinggi dan tidak membutuhkan Tuhan. Kedua, Qorun yang tenggelam dalam kesombongan karena kekayaannya yang melimpah. Ketiga, Haman yang sombong sebab merasa paling berilmu dan paling mengetahui segalanya,” jelasnya.


Dalam ceramahnya, Dr. Didi menegaskan bahwa kesombongan tidak hanya merusak hubungan seseorang dengan Tuhannya, tetapi juga merusak hubungan sosial. “Orang sombong biasanya sulit menerima nasihat, mudah meremehkan orang lain, dan merasa dirinya paling benar,” tuturnya. Ia mengingatkan agar jamaah selalu waspada terhadap munculnya sifat tersebut dalam diri masing-masing.


Menjelang bagian akhir ceramah, Dr. Didi mengajak seluruh jamaah untuk memperbanyak *muhasabah* atau introspeksi diri, terlebih menjelang pergantian tahun. Ia mencontohkan kisah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang disebut Rasulullah sebagai calon penghuni surga karena amalan sederhana namun konsisten dilakukan setiap menjelang tidur.


“Setiap malam sebelum tidur, sahabat itu selalu memohon ampun kepada Allah, memaafkan orang-orang yang pernah menzaliminya, dan memastikan tidak ada sedikit pun iri dan dengki yang tersimpan dalam hatinya,” tutur Dr. Didi saat memaparkan kisah tersebut. Ia menegaskan bahwa kebersihan hati merupakan syarat penting bagi seorang mukmin untuk memperoleh ketenangan hidup.


Selain itu, Dr. Didi juga menyampaikan dua hal penting yang perlu dilakukan setiap muslim dalam bermuhasabah. Pertama, senantiasa memohon hidayah kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Kedua, mengajak pada kebaikan, setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga terdekat.


“Jika setiap keluarga saling mengingatkan dalam kebaikan, insyaallah masyarakat kita akan semakin baik dan penuh keberkahan,” ujarnya.


Pengajian bulanan tersebut diakhiri dengan doa bersama dan saling bersilaturahmi antarwarga Muhammadiyah Pebatan. Jamaah berharap kegiatan seperti ini terus berlangsung sebagai sarana memperdalam keimanan, mempererat persaudaraan, dan memperkuat komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun mendatang.

Post a Comment

0 Comments