Wanasari, 11 November 2025 — Suasana penuh antusiasme tampak menghiasi ruang kelas 7A SMP MBS Wanasari pada Selasa pagi ketika para santri mengikuti pembelajaran berbasis proyek bertema teknologi. Dalam kegiatan bertajuk Proyek Pembelajaran Coding & AI, para santri berhasil merancang sebuah alat tempat sampah otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno. Pembelajaran inovatif ini dibimbing langsung oleh Agung Diki selaku pembimbing dan fasilitator.
Proyek ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa MBS Wanasari terus mendorong integrasi ilmu pengetahuan modern, khususnya teknologi digital, ke dalam proses belajar santri. Dengan pendekatan praktik langsung, santri tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam bentuk karya yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Tempat sampah otomatis yang dikembangkan oleh santri kelas 7A ini dirancang menggunakan Arduino Uno sebagai pusat pengendali sistem. Komponen utama yang dipakai meliputi servo motor sebagai penggerak tutup tempat sampah dan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi keberadaan objek di depan tempat sampah. Ketika sensor mendeteksi objek seperti tangan atau sampah dalam jarak tertentu, servo akan secara otomatis membuka tutup tempat sampah sehingga memudahkan pengguna membuang sampah tanpa harus menyentuh permukaan wadah.
Menurut pembimbing Agung Diki, proyek ini bertujuan menumbuhkan kreativitas, logika pemrograman, dan kemampuan pemecahan masalah sejak usia dini. “Santri harus dibekali kemampuan menghadapi perkembangan teknologi. Melalui proyek sederhana seperti tempat sampah otomatis, mereka belajar cara kerja sensor, logika program, serta bagaimana perangkat mekanik dan digital dapat bekerja bersama,” ujarnya.
Selama proses pengerjaan, santri dibimbing mulai dari perakitan komponen, penyusunan rangkaian elektronik, hingga penulisan kode program pada Arduino IDE. Tantangan demi tantangan berhasil diselesaikan oleh para santri, seperti pengaturan sudut putaran servo, kalibrasi jarak sensor, serta penyusunan struktur program yang efisien. Kegiatan ini sekaligus melatih ketelitian, kerja sama kelompok, dan kesabaran dalam menyelesaikan proyek teknologi.
Antusiasme santri terlihat jelas ketika alat berhasil diuji coba dan berfungsi dengan baik. Mereka menyaksikan langsung bagaimana rangkaian yang awalnya tampak rumit dapat bekerja secara otomatis sesuai perintah program. “Awalnya saya kira sulit, tetapi setelah mencoba ternyata seru dan menantang. Saya jadi ingin membuat proyek lain lagi,” ujar salah satu santri kelas 7A dengan penuh semangat.
Pihak sekolah berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan pada tingkat selanjutnya, termasuk integrasi dengan materi kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT). Melalui penguasaan teknologi sejak dini, santri MBS Wanasari diharapkan mampu menjadi generasi yang unggul, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Proyek pembuatan tempat sampah otomatis ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam mendorong budaya inovasi di lingkungan SMP MBS Wanasari. Pembelajaran yang memadukan ilmu agama, karakter, dan teknologi ini membuktikan bahwa santri dapat berkembang menjadi pribadi yang berwawasan luas serta siap menghadapi tantangan di era digital. Dengan dukungan fasilitas dan bimbingan yang tepat, para santri terus menunjukkan bahwa mereka mampu berkarya dan memberikan kontribusi positif untuk lingkungan sekitar.



.jpeg)

0 Comments